Ketika Bos Pelit Apresiasi, Cuma Jago Nyari Salah: Curhatan di Kantor Pemerintahan
Rabu, 18 Juni 2025, 07:53:51 | Dibaca: 12
Halo, ! Siapa di sini yang pernah ngerasain suasana kantor yang bikin gerah? Bukan karena AC mati atau kopi habis, tapi karena bos yang rasanya kok ya pelit banget sama apresiasi. Maunya cuma nyari-nyari kesalahan, padahal kerjaan udah jungkir balik. Khususnya buat kalian yang berkarier di kantor pemerintahan, mungkin vibe ini udah enggak asing lagi.
Kita tahu, sebagai pegawai kita itu dinamis, butuh pengakuan, dan suka banget sama lingkungan kerja yang positif. Kita enggak cuma pengen gaji, tapi juga merasa kalau kerja keras kita itu dihargai. Betul enggak? Nah, bayangin kalau bos di kantor cuma bisa bilang, "Ini kurang, itu salah," tanpa pernah sekalipun bilang, "Wah, bagus nih, kamu keren!" Rasanya kayak makan sayur tanpa garam, hambar!
Kenapa Sih Bosnya Begitu?
Mungkin ada beberapa alasan di balik fenomena bos yang pelit apresiasi ini. Bisa jadi:
- Pola pikir lama: Dulu, mungkin para pimpinan ini dididik dengan gaya kepemimpinan yang fokusnya cuma di "kontrol dan koreksi." Apresiasi dianggap enggak terlalu penting.
- Merasa tersaingi: Mungkin ada ketakutan terselubung kalau terlalu memuji bawahan, posisinya jadi terancam atau dianggap lemah. Padahal, justru sebaliknya, pemimpin yang suportif itu yang keren!
- Tekanan dari atas: Bisa jadi mereka juga punya tekanan dari atasan mereka, sehingga fokusnya jadi ke "hasil sempurna" tanpa memedulikan proses atau usaha karyawan.
- Enggak tahu caranya: Yang paling simpel, mungkin mereka enggak tahu bagaimana cara memberikan apresiasi yang tulus dan efektif. Mereka menganggap diam itu emas, padahal dalam kepemimpinan, apresiasi itu berlian!
Dampak ke Kita Gimana?
Jelas banget, dampak dari pimpinan yang begini itu enggak main-main buat kita:
- Motivasi jeblok: Siapa sih yang semangat kerja kalau cuma dicari salahnya terus? Akhirnya, yang ada cuma kerja seadanya, yang penting selesai.
- Kreativitas mati suri: Kita jadi takut buat berinovasi atau mencoba hal baru karena khawatir salah dan langsung kena semprot. Padahal itu gudangnya ide lho!
- Lingkungan kerja enggak nyaman: Suasana jadi tegang, penuh kecemasan, dan bikin mood kerja anjlok. Padahal kantor harusnya jadi tempat kita bisa berkembang.
- Loyalitas berkurang: Jangan kaget kalau banyak yang pegawainya cari kesempatan di tempat lain yang lebih menghargai.
Terus, Kita Bisa Apa?
Meskipun rasanya sulit, ada beberapa hal yang bisa kita coba (tanpa harus "melawan" secara frontal):
- Tetap Profesional & Berikan yang Terbaik: Ini kunci. Buktikan dengan hasil kerja yang maksimal. Biar mereka enggak punya celah buat nyari kesalahan.
- Dokumentasikan Pekerjaanmu: Catat apa saja yang sudah kamu kerjakan, hasil yang dicapai, dan solusi yang kamu berikan. Ini bisa jadi "bukti" kalau kamu memang sudah bekerja dengan baik.
- Cari Support System: Ngobrol dengan rekan kerja yang punya wavelength sama. Berbagi keluh kesah bisa meringankan beban dan kita jadi tahu kalau enggak sendirian.
- Fokus pada Pembelajaran: Anggap kritik (meskipun disampaikan dengan cara yang kurang mengenakkan) sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Ambil sisi positifnya saja.
- Coba Berkomunikasi (dengan Hati-hati): Kalau ada kesempatan yang pas, coba sampaikan secara diplomatis tentang pentingnya feedback yang seimbang. Misalnya, "Pak/Bu, saya juga ingin tahu di mana saya bisa tingkatkan lagi, tapi saya juga ingin memastikan apa yang sudah saya kerjakan dengan baik sudah sesuai harapan."
- Kembangkan Diri di Luar Pekerjaan: Jangan biarkan mood di kantor merusak semangatmu. Ikut kursus, cari hobi baru, atau networking di luar. Ini bisa jadi penyeimbang.
Fenomena pimpinan yang pelit apresiasi ini memang tantangan tersendiri, apalagi di lingkungan kantor pemerintahan yang kadang punya budaya kerja yang kaku. Tapi ingat, kita sebagai punya kekuatan adaptasi dan inovasi. Jangan sampai vibe negatif di kantor memadamkan semangat kita untuk berkarya dan memberikan kontribusi terbaik.